ylliX - Online Advertising Network Langsung ke konten utama

Terungkap! Kuliah Pagi Ternyata Memengaruhi Penurunan Prestasi Akademik

Sebuah studi mengungkapkan bahwa kelas pagi di perguruan tinggi dapat menyebabkan kurangnya waktu tidur dan rendahnya indeks prestasi mahasiswa. Simak penjelasan studinya di bawah ini.brTidak bisa dipungkiri, kuliah kelas pagi telah menjadi hal yang cukup menantang sekaligus mengesalkan bagi beberapa mahasiswa.brPasalnya, mereka harus bangun dan bersiap lebih awal dibandingkan biasanya. Hal itu menyebabkan beberapa mahasiswa memilih untuk tidak hadir dalam kelas pagi.brPara peneliti meninjau data digital dari mahasiswa universitas di Singapura. Studi ini menemukan bahwa mahasiswa diperkirakan dapat memperoleh nilai yang lebih baik jika kelas-kelas dimulai lebih lambat atau siang.brPenelitian dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa menunda waktu kelas, mulai dari siswa SMA dapat meningkatkan jumlah tidur siswa dan mengurangi kantuk mereka selama jam sekolah.brSayangnya, temuan-temuan akan jam mulai kelas yang lebih lambat dapat berdampak positif pada nilai siswa masih bervariasi.brUntuk itu, para peneliti dari Duke-NUS Medical School dan rekannya di jurnal Nature Human Behavior melakukan penelitian terkait jam kelas dan prestasi akademik.brMelansir laman Science Daily, diketahui Associate Professor Joshua Gooley dari Program Gangguan Neurosains & Perilaku Duke-NUS dan rekan-rekannya menggunakan data koneksi Wi-Fi mahasiswa.brHal tersebut dilakukan untuk mengetahui secara langsung dampak jam kelas pada mahasiswa.brPara peneliti masuk ke platform pembelajaran digital universitas, dan mengambil data aktivitas dari jam pengukuran khusus untuk melakukan pemantauan skala besar terhadap kehadiran kelas dan perilaku tidur puluhan ribu mahasiswa universitas.br"Kami mengimplementasikan metode-metode baru yang memungkinkan pemantauan skala besar terhadap kehadiran kelas dan perilaku tidur dengan menganalisis data koneksi Wi-Fi mahasiswa di ruang kelas dan interaksi mereka dengan platform pembelajaran digital," jelas Dr Yeo Sing Chen, penulis utama studi ini dan lulusan PhD dari Duke-NUS.brSelain itu, tim peneliti juga mendapatkan data dari log koneksi Wi-Fi milik 23.391 mahasiswa. Data tersebut diambil untuk mengetahui apakah kelas pagi terkait dengan kehadiran yang lebih rendah.brTim peneliti kemudian membandingkan data tersebut dengan enam minggu data aktivitas yang diperoleh dari jam pengukuran dari subset 181 mahasiswa.brTujuannya adalah untuk menentukan apakah mahasiswa tersebut lebih memilih tidur daripada menghadiri kelas pagi.brTidak sampai di situ saja, para peneliti juga menganalisis data aktivitas dengan pola masuk log platform pembelajaran digital dari 39.458 mahasiswa. Data ini untuk menentukan apakah kelas pagi memiliki kaitan dengan bagun lebih awal dan mendapatkan tidur yang lebih sedikit.brAdapun untuk mengetahui dampak kelas pagi terhadap prestasi akademik mahasiswa, para peneliti mempelajari nilai dari 33.818 mahasiswa dan jumlah kelas pagi yang diambil mereka dengan meninjau indeks prestasi mereka.brMelalui data-data yang telah dikumpulkan, tim peneliti menemukan bahwa waktu dimulainya kelas yang lebih awal erat kaitannya dengan kehadiran yang lebih rendah.brPasalnya, kebanyakan mahasiswa akan tertidur dan melewati waktu mulai kelas-kelas tersebut.brSaat mahasiswa menghadiri kelas awal, mereka akan kehilangan waktu tidurnya sekitar satu jam. Selain itu, para peneliti juga menemukan kelas pagi pada lebih banyak hari dalam seminggu juga berkaitan dengan indeks prestasi yang lebih rendah.br"Jika tujuan pendidikan formal adalah menempatkan mahasiswa kita agar berhasil di kelas dan di tempat kerja, mengapa kita memaksa banyak mahasiswa universitas membuat keputusan buruk antara melewatkan kelas pagi agar tidur lebih banyak atau menghadiri kelas dengan kekurangan tidur?" tanya Prof Gooley.br"Pesan utama dari penelitian kami adalah bahwa universitas harus mempertimbangkan kembali kelas-kelas pagi yang wajib," tegasnya.brSaat ini, tim peneliti tengah menyelidiki perbedaan antara kehadiran kelas, tidur, kesejahteraan dan performa akademik antara early birds (orang yang aktif di pagi hari) dan night owls (orang yang aktif di malam hari).br"Kami berharap akan menemukan bahwa mahasiswa dengan tipe malam akan mengalami kekurangan belajar dalam kelas-kelas pagi dan memiliki kehadiran yang lebih rendah, tidur lebih singkat, kesehatan mental yang lebih buruk, dan indeks prestasi yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman mereka," ungkap Prof Gooley.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Lebah Memilih Ratunya? Begini 'Pemilu' Ala Koloni Lebah

Lebah adalah hewan yang punya susunan koloni yang kompleks: lebah pekerja, lebah jantan dan ratu lebah. Nah, bagaimana cara lebah memilih ratunya? Ini dia 'pemilu' ala koloni lebah. Dilansir dari laman Pennsylvania State University, lebah pekerja selalu adalah lebah betina, sedangkan lebah jantan bertugas untuk kawin dengan ratu lebah, serta ratu lebah yang tugasnya hanya bertelur setiap hari untuk melahirkan anggota dan penerus koloni. "Untuk lebah ratu itu menghasilkan 1.000 telur per hari. Sekali dipilih, ratu lebah itu bisa berumur panjang, 9 tahun," jelas Mery, dari Big Bee Farm Bangkok, Thailand dalam rangkaian Binus Media Partnership Program yang berlangsung 4-8 Juli 2023. Mery menjelaskan sekilas cara lebah memilih ratunya. Jadi lebah pekerja betina mengeluarkan sekresi kelenjar yang dinamakan royal jelly. Royal jelly ini untuk diberikan pada larva-larva lebah untuk berkembang. "Nah nanti (larva) yang tubuhnya lebih besar, dipilih menjadi ratu," tutu

Beasiswa Grab 2023 Dibuka, Siswa SD-SMA & Mahasiswa S1 Bisa Daftar!

Beasiswa Grab 2023 atau "GrabScholar" telah dibuka untuk siswa sekolah dan mahasiswa S1 semester 1 tahun ajaran 2023/2024. Pendaftaran beasiswa dibuka mulai 7 Juli hingga 30 Juli 2023. Beasiswa GrabScholar 2023 meliputi pembiayaan pendidikan biaya hidup, dan kesempatan magang di Grab. Beasiswa ini terbuka untuk mitra maupun masyarakat umum. Bagi siswa dan mahasiswa yang tertarik, berikut syarat dan jadwalnya: Syarat Beasiswa Grab 2023 Dokumen Persyaratan Jadwal Beasiswa Grab 2023 SD-SMA Pendaftaran: 7-30 Juli 2023Seleksi administrasi: 31 Juli-17 September 2023Pengumuman: 18 September 2023 Jadwal Beasiswa Grab 2023 S1 Pendaftaran: 7-23 Juli 2023Pengumuman Seleksi Tahap 1: 9 Agustus 2023Tes online: 14 Agustus 2023Pengumuman hasil seleksi tahap 2: 18 Agustus 2023Wawancara: 21-25 Agustus 2023Pengumuman akhir: 8 September 2023 Untuk selengkapnya tentang Beasiswa Grab 2023 bisa cek DI SINI. Semoga berhasil detikers!

Ini Hari Paling Mematikan di Dunia pada 23 Januari, Ratusan Ribu Orang Tewas

Hari paling mematikan di dunia terjadi pada tanggal 23 Januari 1556. Sekitar 100 ribu orang diperkirakan menjadi korban jiwa karena adanya bencana gempa dahsyat. Pagi hari itu, gempa berkekuatan 8,0 hingga 8,3 SR mengguncang Provinsi Shaanxi di China, wilayah yang saat itu dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban China. Meski hanya berlangsung beberapa detik, gempa diperkirakan telah menewaskan 100 ribu orang secara langsung. Gempa juga menyebabkan tanah longsor, lubang runtuhan, kebakaran, migrasi, dan kelaparan yang menewaskan sekitar 830.000 orang. Melansir Science Alert, gempa Shaanxi, yang juga dikenal sebagai gempa Jiajing terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Jiajing dari dinasti Ming. Gempa ini secara luas dianggap sebagai bencana yang paling fatal dan mematikan dalam catatan sejarah. Kekuatan gempa tersebut sebetulnya bukanlah kekuatan gempa terbesar di dunia. Tetapi karena geologi dan desain perkotaan daerah tersebut pada saat itu, menyebabkan kehancuran besar-besaran di kot